Antrean Beli Motor Matic Honda Sampai Juni 2022

Berita Otomotif Motor – Motor matic merupakan salah satu jenis motor yang sangat digemari masyarakat Indonesia sampai saat ini. Kebutuhan masyarakat akan sepeda motor terus meningkat mengikuti perkembangan mobilitas yang semakin tak terbatas.

Namun ada kabar kurang mengenakkan bagi masyarakat yang akan membeli motor baru akan mendapatkan sebuah halangan, apalagi yang membeli dari pabrik Honda. Mengapa ? Hal ini dikarenakan adanya krisis chip semikonduktor yang masih melanda industri otomotif di Tanah Air. Krisis tersebut sangat mempengaruhi aktivitas produksi yang ujungnya pengiriman unit ke konsumen tertunda.

Pihak Honda menyatakan bahwa yang terdampak adalah beberapa tipe skuter matik (skutik) segmen entry level, sehingga kurang lebih perlu menunggu selama satu hingga dua bulan sejak Ramadan ini. Skutik entry level tersebut antara lain BeAt, Genio, Scoopy, dan Vario, yang bisa dibilang kontributor terbesar penjualan Honda.

Walaupun terjadi krisis, pihak Honda mengklaim telah melakukan berbagai usaha agar kondisi dapat pulih sehingga bisa segera memenuhi kebutuhan konsumen. Diperkirakan bulan Juni atau Juli 2022 sudah kembali seperti semula, supaya dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Krisis chip semikonduktor tidak hanya berdampak terhadap unit yang diproduksi dalam negeri, tetapi juga yang diimpor secara utuh dari luar negeri alias Completely Built Up (CBU). Banyak unit CBU yang diinden bukan karena kuota impor tapi terkait dengan chip semikonduktor. Inden diprediksi akan berlangsung hingga semester dua tahun ini atau bahkan awal tahun depan.

Chip semikonduktor erat kaitannya dengan pembuatan komponen pada motor, termasuk salah satunya spidometer. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa keberadaan chip semikonduktor sangat penting sehingga tidak hanya industri otomotif yang terdampak, tetapi juga sektor elektronik.

Adanya konflik antara Rusia dan Ukraina diklaim jadi salah satu faktor yang memperparah kelangkaan chip semikonduktor. Hal ini dikarenakan kedua negara tersebut merupakan penyuplai utama salah satu bahan baku pembuat semikonduktor. Selain itu juga diperparah dengan adanya lockdown di China terkait peningkatan kasus Covid-19.